2. sebab terjadinya peristiwa rengasdengklok.
3. pelaksanaan proklamasi.
4. makna proklamasi.
5. perbedaan teks proklamasi autentik dengan
konsep.
PEMBAHASAN.
1. Kekalahan Jepang oleh sekutu
karena pengeboman kota Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan kota
Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945 dimanfaatkan oleh para pemuda Indonesia dengan
sebaik-baiknya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI dan PPKI
Jepang benar-benar terancam dalam
perangnya melawan sekutu. Agar Indonesia mau mendukung Jepang, maka
Jepang memberi janji akan memberi Indonesia kemerdekaan. Di buatkanlah BPUPKI
pada tanggal 1 Maret 1945 dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dengan beranggotakan
63 orang yaitu Dr. Radjiman Widyodininrat, Ir. Soekarno, R.P
Soeroso termasuk perwakilan dari Jepang 1 orang yaitu Icibangase.
Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.
Sidang pertama membahas bagi negara Indonesia
merdeka. Waktu itu KRT. Rajiman Widyodiningrat meminta pandangan dari para
anggota mengenai dasar negara baru yang akan dibentuk. Untuk itu, tampil
beberapa tokoh untuk berpidato menyampaikan pandangannya.
Tanggal 1 Juni 1945 Sidang BPUPKI I berakhir.
Untuk menindaklanjuti usulan-sulan dari
sidang, BPUPKI membentuk Panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia
ini dikenal sebagai Panitia Sembilan. Sebagai ketuanya Ir. Soekarno.
Anggota-anggotanya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr.
A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wakhidd Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan yang
terkenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Rumusan tersebut sebagai
berikut.
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya.
b. Dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
e. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Pada tanggal 10 Juli 1945 mulai sidang BPUPKI
II. Sidang ini membahas rancangan Undang-Undang Dasar (UUD). Panitia Perancang
UUD diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia Perancang membentuk Panitia Kecil
untuk merumuskan rancangan UUD dengan segala pasal-pasalnya. Panitia Kecil ini
dipimpin oleh Mr. Supomo.
Sebelum membahas rancangan Undang-Undang
Dasar, mereka membahas bentuk negara. Setelah diadakan pungutan suara,
mayoritas anggota memilih negara kesatuan yang berbentuk republik.
Bahasan berikutnya adalah UUD dan
pembukaannya. Pada rapat tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD secara
bulat menerima Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD. Tanggal 14 Juli 1945,
BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari Panitia Perancang UUD.
Tiga hal penting yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno selaku ketua Panitia
Perancang UUD sebagai berikut.
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta)
c. Batang tubuh UUD
Sidang menyetujui tiga hal yang dilaporkan
oleh Ir. Soekarno tersebut.
Berakhirnya BPUPKI digantikan oleh PPKI yang
beanggotakan 21 orang dan belum pernah sidang sampai sidang pertamanya tanggal
18 Agustus 1945.
2. Peristiwa Rangasdengklok terjadi Karena adanya perbedaan pendapat antara Golongan
Tua dan Golongan Muda
Golongan Tua menginginkan Kemerdekaan Indonesia tetap atas persetujuan PPKI yang telah ditetapkan oleh jepang. Tetapi Golongan Muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan dipercepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Akhirnya golongan Muda membawa Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok untuk menekan/merundingkan supaya proklamasi dipercepat. Akhirnya dengan debat yg sangat alot, Soekarno dan Moh. Hatta pun menyetujui usulan Golongan Muda untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Golongan Tua menginginkan Kemerdekaan Indonesia tetap atas persetujuan PPKI yang telah ditetapkan oleh jepang. Tetapi Golongan Muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan dipercepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Akhirnya golongan Muda membawa Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok untuk menekan/merundingkan supaya proklamasi dipercepat. Akhirnya dengan debat yg sangat alot, Soekarno dan Moh. Hatta pun menyetujui usulan Golongan Muda untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. PELAKSANAAN PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
Pada pukul 05.00 waktu Jawa
tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin Indonesia dari golongan tua dan golongan
muda keluar dari rumah Laksamana Maeda. Mereka pulang ke rumah masing-masing
setelah berhasil merumuskan naskah proklamasi. Mereka telah sepakat untuk
memproklamasikan kemerdekaan pada pukul 10.30 waktu Jawa atau pukul 10.00 WIB
sekarang. Sebelum pulang Bung Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di
kantor berita dan pers, utamanya B.M. Diah untuk memperbanyak teks proklamasi
dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
Pagi hari itu, rumah Ir.
Sukarno dipadati oleh sejumlah massa pemuda yang berbaris dengan tertib. Untuk
menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi (Kepala Keamanan Ir.
Sukarno) meminta kepada Cudanco Latief Hendraningrat untuk menugaskan anak
buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Ir. Sukarno. Sedangkan Wakil Walikota
Suwirjo memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan pengeras suara.
Untuk itu Mr. Wilopo dan Nyonopranowo pergi ke rumah Gunawan pemilik toko radio
Satria di Jl. Salemba Tengah 24, untuk meminjam mikrofon dan pengeras suara.
Sudiro yang pada waktu itu
juga merangkap sebagai sekretaris Ir. Sukarno memerintahkan kepada S. Suhud
(Komandan Pengawal Rumah Ir. Sukarno) untuk menyiapkan tiang bendera. Suhud kemudian
mencari sebatang bambu di belakang rumah. Bendera yang akan dikibarkan sudah
dipersiapkan oleh Nyonya Fatmawati.
Menjelang pukul 10.30 para
pemimpin bangsa Indonesia telah berdatangan ke Jalan Pegangsaan Timur. Diantara
mereka nampak Mr. A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, K.H. Mas
Mansur, Mr. Sartono, M. Tabrani, A.G. Pringgodigdo dan sebagainya. Adapun
susunan acara yang telah dipersiapkan adalah sebagai berikut:
Pertama, Pembacaan
Proklamasi;
Kedua, Pengibaran Bendera
Merah Putih;
Ketiga, Sambutan Walikota
Suwirjo dan Muwardi.
Lima menit sebelum acara
dimulai, Bung Hatta datang dengan berpakaian putih-putih. Setelah semuanya
siap, Latief Hendraningrat memberikan aba-aba kepada seluruh barisan pemuda dan
mereka pun kemudian berdiri tegak dengan sikap sempurna. Selanjutnya Latif
mempersilahkan kepada Ir. Sukarno dan Moh. Hatta. Dengan suara yang mantap Bung
Karno mengucapkan pidato pendahuluan singkat yang dilanjutkan dengan pembacaan
teks proklamasi.
Acara dilanjutkan dengan
pengibaran bendera Merah Putih. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang
telah disediakan dan mengikatkannya pada tali dengan bantuan Cudanco Latif
Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa dikomando para hadirin
spontan menyanyikan Indonesia Raya. Acara selanjutnya adalah sambutan dari
Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Berita proklamasi yang sudah
meluas di seluruh Jakarta disebarkan ke seluruh Indonesia. Pagi hari itu juga,
teks proklamsi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Berita
Domei, Waidan B. Palenewen. Segera ia memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan
tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz menyiarkan berita itu, masuklah
orang Jepang ke ruangan radio. Dengan marah-marah orang Jepang itu
memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Tetapi Waidan memerintahkan
kepada F. Wuz untuk terus menyiarkannya. Bahkan berita itu kemudian diulang
setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran radio itu berhenti.
Akibatnya, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat
berita itu. Dan pada hari Senin tanggal 20 Agustus 1945 pemancar itu disegel
dan pegawainya dilarang masuk.
Walaupun demikian para tokoh
pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru dengan bantuan
beberapa orang tehnisi radio, seperti : Sukarman, Sutamto, Susilahardja dan
Suhandar. Sedangkan alat-alat pemancar mereka ambil bagian-demi bagian dari
kantor betita Domei, kemudian dibawa ke Jalan Menteng 31. Maka terciptalah
pemancar baru di Jalan Menteng 31. Dari sinilah seterusnya berita proklamasi
disiarkan.
Selain lewat radio, berita
proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian
di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
4. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus 1945
jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota
Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang
lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa
perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia
bebas dari belenggu penjajah.
berikut makna proklamasi bagi
bangsa Indonesia.
1.Sebagai
puncak kemerdakaan
Indonesia
yang telah berjuang mati matian mulai dari kedatangan belanda sampai pada
penjajahan jepang akhirnya pada saat proklamasi perjuangan itu mencapai
puncaknya.Segala tumpah darah para pahlawan terbayar ketika Indonesia berhasil
memproklamasikan diri sebagai sebuah negara merdeka.
Namun peristiwa ini tidak berarti sebagai titik akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi malah titik awal perjuangan Indonesia membangun negeri yang telah merdeka dari penjajahan.
Namun peristiwa ini tidak berarti sebagai titik akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi malah titik awal perjuangan Indonesia membangun negeri yang telah merdeka dari penjajahan.
2.Menjadi
Pernyataan De Facto
Proklamasi
pada tanggal 17 Agustus menjadi pengakuan kepada dunia luar negeri bahwa
Indonesia terlah menyatakan diri sebagai negara yang merdeka. Setelah pengakuan
de facto akan muncul pengakuan de jure yang merupakan lanjutan dari efek
pengakuan de facto karena pengakuan de jure adalah pengakuan dari negara lain
bahwa Indonesia telah merdeka.
Secara
de facto Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945
Secara
de jure Indonesia merdeka sejak 18 November 1946 ketika Mesir mengakui
kemerdekaan Indonesia
3.
Menaikkan Martabat Bangsa
Indonesia
yang dulunya hanyalah bangsa yang terjajah sejak adana proklamasi bangsa
terjajah itu mengaku telah merdeka dan mengangkat harkat martabat bangsa
sebagai bangsa yang merdeka dan bebas dari penjajahan oleh kolonial dan Jepang.
4.Dapat
Memulai Perjuangan Sebagai Negara Baru
Sejak
proklamasi lahirlah bangsa Indonesia dan sejak saat itu pemerintahan dimulai
untuk membangun negara yang baru ini menjadi negara yang lebih baik lagi.
Indonesia mempunyai pemerintahan sendiri dari rakyat oleh rakyatnya sendir
bukan lagi dijadikan bangsa yang terjajah oleh pemerintahan luar
5.Tonggak
Sejarah Negara Indonesia
Proklamasi
sebagai pintu awal kemerdekaan Indonesia. Makna proklamasi menjadi lahirnya
sebuah bangsa baru bernama Indonesia yang menentukan nasibnya sendiri dan tidak
mau lagi dijajah oleh bangsa asing.
5. perbedaan teks proklamasi autentik
dengan konsep.
Teks proklamasi otentik
|
Teks proklamasi konsep
|
Kami bangsa Indonesia dengan
ini menjatakan kemerdekaanIndonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/HattaUrain perbedaan1. Kata tempoh2.
KataWakil-wakil bangsa Indonesia3.Kata Djakarta, 17-8-054. Kata Hal2
|
Kami bangsa Indonesia dengan
ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.Hal² jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakandengan tjara saksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.Djakarta, 17-8-’05Wakil2 bangsa Indonesia.Urain perbedaan
§ 1. Tempo
§ 2. menjadi Atas nama bangsa Indonesia
§ 3.
Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun ’05
§ 4.
menjadi Hal-hal
|
0 komentar